Kadivpas Kemenkumham Lampung Berikan Bekal Dinamika Kelompok Kepada Warga Binaan Lapas Narkotika

# Dilihat: 223 pengunjung

Betiklampung.com (SMSI), Bandarlampung —

Rehabilitasi Sosial merupakan proses refungsionalisasi dan pengembangan agar seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara baik di dalam kehidupan masyarakat.

Sama halnya dengan warga binaan di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung yang saat ini sedang menjalani rehabilitasi sosial dan mendapatkan terapi dinamika kelompok.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung Dr. Farid Junaedi , Bc.IP., S.Sos., M.H. yang mengungkapkan bahwa warga binaan harus mengetahui dasar interaksi manusia

BACA JUGA:  FISIP Unila Gelar Pencanangkan ZI Menuju WBK WBBM

“Seperti yang kita ketahui dalam komunikasi kelompok yang nantinya akan terjadi perpindahan ide atau gagasan karena adanya kebutuhan timbal balik atara satu dengan yang lainnya,”ungkap nya saat memberikan materi kepada Residen Rehabilitasi Sosial yang merupakan warga binaan Lapas Narkotika Bandar Lampung, Selasa (07/05).

Dalam terapi kelompok tersebut, Kadivpas membagi residen dalam sejumlah kelompok dan selanjutnya kelompok tersebut diberikan tantangan untuk menyatukan ide antar anggota kelompok.

BACA JUGA:  Seluruh Korban Kecelakaan Bus Bhinneka di Tol Km 41 Karawang Terjamin Jasa Raharja

“Setiap organisasi atau kelompok memiliki penugasan yang jelas dan terdiri dari peran serta kedudukan masing-masing. Dalam kelompok juga terdapat aturan atau norma yang mengatur interaksi untuk mencapai tujuan bersama,”jelasnya.

Pembekalan materi dinamika kelompok kepada warga binaan Lapas Narkotika Bandar Lampung ini bertujuan untuk meningkatkan proses interaksi antara anggota kelompok terhadap anggota kelompok yang lain.

BACA JUGA:  Walikota Menyerahkan KTP Elektronik Secara Simbolis Kepada Warga Binaan Lapas kelas I A Bandarlampung

“Kedepan harapannya setelah mengikuti program Rehabilitasi Sosial ini dapat menumbuhkan rasa solidaritas, saling menghormati dan menghargai ketika kembali ke masyarakat atau bebas nanti,”pungkasnya.(*)